Matakuliah Botani Akuatik
TUGAS
MAKALAH LAMUN ( Seagrass
)
oleh :
Hariyano Hasantua
13051101016
PROGRAM STUIDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2015
Puji syukur Penulis panjatkan
kehadirat Allah swt. Karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “lamun” sesuai
dengan syarat dan waktu yang telah ditentukan yang merupakan syarat wajib untuk
memenuhi Tugas Mandiri Mata kulia
Botani Akuatik semester ganjil Tahun
Akademik 2015/2016.
Dalam penyusunan tugas ini ada sedikit
hambatan yang Penulis hadapi.
Namun Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan dari teman-teman, sehingga kendala-kendala yang Penulis hadapi dapat teratasi.
Oleh karena itu Penulis
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah turut membantu dan memotivasi Penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Dengan terselesaikannya makalah ini, semoga dapat menambah pemantapan dan
pemahaman belajar tentang “lamun ”. Mudah-mudahan makalah bisa bermanfaat ,walaupun masih terdapat
kekurangan atau kesalahan dalam penyusunan maupun penempatan kata-kata. Oleh
karena itu, dalam hal ini penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini ke depannya.
Manado 18 Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar ..........................................................................................................................................................................................i
Daftar isi
.......................................................................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
..................................................................................................................................................................1
A.
Latar Belakang
............................................................................................................;...............1
B.
Tujuan .........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
...................................................................................................................................................................3
A.
Definisi Padang Lamu
.................................................................................................................3
B. Klasifikasi
Lamun.........................................................................................................................4
C. Karakteristik
Sistem Vegetatif ......................................................................................................5
D. Fungsi
Padang Lamun .................................................................................................................9
E. Faktor-faktor
Lingkungan .........................................................................................................14
F. Jenis
Fauna dan Flora yang Terdapat Pada Padang Lamun .........................................................15
G.
Ekosistem Padang
Lamun di Perairan Indonesia..........................................................................15
BAB III
...............................................................................................................................................18
A. Kesimpulan
............................................................................................................................18
DAFTAR
PUSTAKA
............................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia
mempunyai perairan laut yang lebih luas dari pada daratan, oleh karena itu
Indonesia di kenal sebagai negara maritim. Perairan laut Indonesia kaya akan
berbagai biota laut baik flora maupun fauna. Demikian luas serta keragaman
jasad– jasad hidup di dalam yang kesemuanya membentuk dinamika kehidupan di
laut yang saling berkesinambungan (Nybakken 1988).
Ekosistem
laut merupakan suatu kumpulan integral dari berbagai komponen abiotik
(fisika-kimia) dan biotik (organisme hidup) yang berkaitan satu samalain dan
saling berinteraksi membentuk suatu unit fungsional. Komponen-komponen ini
secara fungsional tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Apabila terjadi
perubahan pada salah satu dari komponen-komponen tersebut maka akan menyebabkan
perubahan pada komponen lainnya. Perubahan ini tentunya dapat mempengaruhi
keseluruhan sistem yang ada, baik dalam kesatuan struktur fungsional
maupun dalam keseimbangannya.
Dewasa
ini, perhatian terhadap biota laut semakin meningkat dengan munculnya kesadaran
dan minat setiap lapisan masyarakat akan pentingnya lautan. Menurut Bengen
(2001) laut sebagai penyedia sumber daya alam yang produktif baik sebagai
sumber pangan, tambang mineral, dan energi, media komunikasi maupun kawasan
rekreasi atau pariwisata. Karena itu wilayah pesisir dan lautan merupakan
tumpuan harapan manusia dalam pemenuhan kebutuhan di masadatang.
Salah
satu sumber daya laut yang cukup potensial untuk dapat dimanfaatkan adalah
lamun, Lamun ( Seagrass ) adalah
tumbuhan berbunga (angiospermae )
yang berbiji satu (monokotil )
dan mempunyai akar rimpang, daun, bunga dan buah. Dimana secara ekologis
lamun mempunyai beberapa fungsi penting didaerah pesisir. Lamun merupakan
produktifitas primer di perairan dangkal diseluruh dunia dan merupakan sumber
makanan penting bagi banyak organisme.
Padang
lamun merupakan ekosistem yang tinggi produktifitas organiknya,dengan
keanekaragaman biota yang cukup tinggi. Pada ekosistem, ini hidup beraneka
ragam biota laut seperti ikan, krustacea, moluska ( Pinna
sp, Lambis sp, Strombus sp), Ekinodermata ( Holothuria sp, Synapta sp, Diadema sp, Arcbaster sp, Lincki sp ) dan cacing (
Polichaeta ) (Bengen 2001).
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan
Makalah Botani Akuatik “Padang Lamun Dalam Ekosistem Laut” adalah sebagai
berikut :
1. Dapat mengetahu apa yang dimaksud dengan padang lamun.
2. Dapat mengetahui bagaimana ekosistem yang terjadidalam padang
lamun itu.
3. Dapat mengetahui apa saja masalah yang dihadapidalam ekosistem
pada lamun ini.
BAB II
PEEMBAHASAN
A. Definisi Padang Lamun
Perairan
pesisir merupakan lingkungan yang memperoleh sinar matahari cukup yang dapat
menembus sampai ke dasar perairan. Di perairan ini juga kaya akan nutrien
karena mendapat pasokan dari dua tempat yaitu darat dan lautan sehingga merupakan
ekosistem yang tinggi produktivitas organiknya. Karena lingkungan yang sangat
mendukung di perairan pesisir maka tumbuhan lamun dapat hidup dan berkembang
secara optimal. Lamun didefinisikan sebagai satu-satunya tumbuhan berbunga ( Angiospermae ) yang mampu
beradaptasi secara penuh di perairan yang salinitasnya cukup tinggi atau
hidup terbenam di dalam air dan memiliki rhizoma, daun, dan akar sejati.
Beberapa ahli juga mendefinisikan lamun (
Seagrass ) sebagai tumbuhan air berbunga, hidup di dalam air
laut, berpembuluh, berdaun, berimpang, berakar, serta berkembangbiak
dengan biji dan tunas.
Gambar 1 . Padang Lamun dalam Ekosistem Laut
Karena
pola hidup lamun sering berupa hamparan maka dikenal juga istilah padang
lamun ( Seagrass bed ) yaitu
hamparan vegetasi lamun yang menutupsuatu area pesisir/laut dangkal, terbentuk
dari satu jenis atau lebih dengankerapatan padat atau jarang. Sedangkan sistem
(organisasi) ekologi padanglamun yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik
disebut Ekosistem Lamun ( Seagrass
ecosystem ). Habitat tempat hidup lamun adalah perairan dangkal
agak berpasir dan sering juga dijumpai di terumbu karang.
Ekosistem
padang lamun memiliki kondisi ekologis yang sangat khusus dan berbeda
dengan ekosistem mangrove dan terumbu karang. Ciri-ciri ekologis padang
lamun antara lain adalah :
1. Terdapat
di perairan pantai yang landai, di dataran lumpur/pasir.
2. Pada
batas terendah daerah pasang surut dekat hutan bakau atau didataran terumbu karang.
3. Mampu
hidup sampai kedalaman 30 meter, di perairan tenang danterlindung
4. Sangat
tergantung pada cahaya matahari yang masuk ke perairan.
5. Mampu
melakukan proses metabolisme secara optimal jika keseluruhan tubuhnya terbenam
air termasuk daur generatif .
6. Mampu
hidup di media air asin.
7. Mempunyai
sistem perakaran yang berkembang baik.
Padang
lamun adalah ekosistem pesisir yang ditumbuhi oleh lamun sebagai vegetasi yang
dominan. Lamun ( seagrass )
adalah kelompok tumbuhan berbiji tertutup ( Angiospermae
) dan berkeping tunggal ( Monokotil ) yang mampu hidupsecara permanen
di bawah permukaan air laut (Sheppard et
al 1996). Komunitas lamun berada di antara batas terendah daerah
pasang surut sampai kedalaman tertentu dimana cahaya matahari masih dapat
mencapai dasar laut (Sitania,1998).
B.
Klasifikasi
Lamun
Tanaman
lamun memiliki bunga, berpolinasi, menghasilkan buah danmenyebarkan bibit
seperti banyak tumbuhan darat. Klasifikasi lamun adalah berdasarkan
karakter tumbuh-tumbuhan. Selain itu, genera di daerah tropismemiliki morfologi
yang berbeda sehingga pembedaan spesies dapat dilakukan dengan dasar gambaran
morfologi dan anatomi.
Lamun
merupakan tumbuhan laut monokotil yang secara utuh memiliki perkembangan
sistem perakaran dan rhizoma yang baik. Pada sistem klasifikasi,lamun berada
pada Sub kelas Monocotyledoneae, kelas Angiospermae. Dari 4 famili lamun yang
diketahui, 2 berada di perairan Indonesia yaitu Hydrocharitaceae dan
Cymodoceae. FamiliHydrocharitaceae dominan merupakan lamun yang tumbuh di air
tawar sedangkan 3 famili lain merupakanlamun yang tumbuh di laut.
Di
seluruh dunia diperkirakan terdapat sebanyak 52 jenis lamun, di mana
diIndonesia ditemukan sekitar 15 jenis yang termasuk ke dalam 2 famili: (1) Hydrocharitaceae, dan (2) Potamogetonaceae. Jenis yang membentuk
komunitas padang lamun tunggal, antara lain: Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Halophila ovalis,
Cymodocea serrulata , dan Thallassodendron
ciliatum.
Eksistensi
lamun di laut merupakan hasil dari beberapa adaptasi yang dilakukantermasuk
toleransi terhadap salinitas yang tinggi, kemampuan untuk menancapkan akar
di substrat sebagai jangkar, dan juga kemampuan untuk tumbuh dan melakukan
reproduksi pada saat terbenam. Salah satu hal yang paling penting dalam
adaptasi reproduksi lamun adalah hidrophilus yaitu kemampuannya untuk melakukan
polinasi di bawah air.
Secara
rinci klasifikasi lamun menurut Den Hartog (1970) dan Menez, Phillips,dan
Calumpong (1983) adalah sebagai berikut :
Devisi
: Anthophyta
Kelas:
Angiospermae
Famili:
Potamogetonacea
Sub
famili: Zosteroideae
Genus
: Zostera, Phyllospadix, Heterozostera.
C.
Karakteristik
Sistem Vegetatif
Bentuk
vegetatif lamun memperlihatkan karakter tingkat keseragaman yangtinggi, hampir
semua genera memiliki rhizoma yang sudah berkembang dengan baik dan bentuk
daun yang memanjang (linear) atau berbentuk sangat panjangseperti ikat pinggang
(belt), kecuali jenis Halophila memiliki bentuk lonjong.
Gambar 2 . Morfologi Lamun
Berbagai
bentuk pertumbuhan tersebut mempunyai kaitan dengan perbedaanekologik lamun
(den Hartog, 1977). Misalnya Parvozosterid dan
Halophilid dapat dijumpai
pada hampir semua habitat, mulai dari pasir yang kasar sampailumpur yang lunak,
mulai dari daerah dangkal sampai dalam, mulai dari lautterbuka sampai estuari. Magnosterid
dapat dijumpai pada berbagai substrat,tetapi terbatas pada daerah sublitoral
sampai batas rata-rata daerah surut. Secara umum lamun memiliki bentuk luar
yang sama, dan yang membedakan antar spesies adalah keanekaragaman bentuk
organ sistem vegetatif. Menjadi tumbuhan yang memiliki pembuluh, lamun juga
memiliki struktur dan fungsi yang sama dengan tumbuhan darat yaitu rumput.
Berbeda dengan rumput laut (marine
alga/sea weeds), lamun memiliki akar sejati, daun, pembuluh internal yang
merupakan sistem yang menyalurkan nutrien, air, dan gas.
1.
Akar
Terdapat
perbedaan morfologi dan anatomi akar yang jelas antara jenis lamunyang dapat
digunakan untuk taksonomi. Akar pada beberapa spesies seperti Halophila dan Halodule memiliki karakteristik tipis (fragile), seperti rambut,diameter kecil, sedangkan spesies Thalassodendron memiliki akar yang kuat
dan berkayu dengan sel epidermal. Jika dibandingkan dengan tumbuhan darat,
akar dan akar rambut lamun tidak berkembang dengan baik. Namun,
beberapa penelitian memperlihatkan bahwa akar dan rhizoma lamun memiliki
fungsi yang sama dengan tumbuhan darat. Akar-akar halus yang tumbuh di bawah
permukaan rhizoma, dan memiliki adaptasi khusus (contoh : aerenchyma, sel
epidermal) terhadap lingkungan perairan. Semua akar memiliki pusat stele yang
dikelilingi oleh endodermis. Stele mengandung phloem (jaringan transport
nutrien) dan xylem (jaringan yang menyalurkan air) yang sangat tipis. Karena
akar lamun tidak berkembang baik untuk menyalurkan air maka dapat dikatakan
bahwa lamun tidak berperan penting dalam penyaluran air.
Patriquin (1972) menjelaskan bahwa
lamun mampu untuk menyerap nutrien dari dalam substrat (interstitial) melalui sistem akar-rhizoma. Selanjutnya,
fiksasinitrogen yang dilakukan oleh bakteri heterotropik di dalam rhizosper Halophilaovalis, Enhalus
acoroides, Syringodium isoetifolium dan Thalassia
hemprichiicukup tinggi lebih dari 40 mg N.
Koloni
bakteri yang ditemukan dilamun memiliki peran yang penting dalam penyerapan
nitrogen dan penyaluran nutrien oleh akar. Fiksasi nitrogen merupakan proses
yang penting karena nitrogen merupakan unsur dasar yang penting dalam
metabolisme untuk menyusun struktur komponen sel.
Diantara
banyak fungsi, akar lamun merupakan tempat menyimpan oksigenuntuk proses
fotosintesis yang dialirkan dari lapisan epidermal daun melaluidifusi sepanjang
sistem lakunal (udara) yang berliku-liku. Sebagian besar oksigen yang
disimpan di akar dan rhizoma digunakan untuk metabolisme dasar sel
kortikal dan epidermis seperti yang dilakukan oleh mikroflora di
rhizospher.Beberapa lamun diketahui mengeluarkan oksigen melalui akarnya ( Halophilaovalis ) sedangkan
spesies lain ( Thallassia testudinum )
terlihat menjadi lebih baik pada kondisi anoksik.
Larkum et al (1989) menekankan bahwa
transport oksigen ke akar mengalami penurunan tergantung kebutuhan
metabolisme sel epidermal akar dan mikro flora yang berasosiasi. Melalui sistem
akar dan rhizoma, lamun dapat memodifikasi sedimen di sekitarnya melalui
transpor oksigen dan kandungan kimia lain. Kondisi ini juga dapat menjelaskan
jika lamun dapat memodifikasi sistem lakunal berdasarkan tingkat anoksia di
sedimen. Dengan demikian pengeluaran oksigen ke sedimen merupakan fungsi dari
detoksifikasi yang sama dengan yang dilakukan oleh tumbuhan darat. Kemampuan
ini merupakan adaptasi untuk kondisi anoksik yang sering ditemukan pada
substrat yang memiliki sedimen liatatau lumpur. Karena akar lamun merupakan tempat
untuk melakukan metabolisme aktif (respirasi) maka konsentrasi CO2 di jaringan akar relatif tinggi.
2.
Rhizoma
dan Batang
Semua
lamun memiliki lebih atau kurang rhizoma yang utamanya adalahherbaceous,
walaupun pada Thallasodendron ciliatum
(percabangan simpodial) yang memiliki rhizoma berkayu yang memungkinkan spesies
ini hidup pada habitat karang yang bervariasi dimana spesies lain tidak bisa
hidup. Kemampuannya untuk tumbuh pada substrat yang keras menjadikan T. Ciliatum memiliki energi yang kuat
dan dapat hidup berkoloni disepanjang hamparan terumbu karang.
Struktur
rhizoma dan batang lamun memiliki variasi yang sangat tinggi tergantung dari
susunan saluran di dalam stele. Rhizoma, bersama sama dengan akar, menancapkan
tumbuhan ke dalam substrat. Rhizoma seringkali terbenam didalam substrat yang
dapat meluas secara ekstensif dan memiliki peran yang utama pada reproduksi
secara vegetatif dan reproduksi yang dilakukan secara vegetatif merupakan hal
yang lebih penting dari pada reproduksi dengan pembibitan karena lebih
menguntungkan untuk penyebaran lamun. Rhizoma merupakan 60 – 80% biomas lamun.
3.
Daun
Seperti
semua tumbuhan monokotil, daun lamun diproduksi dari meristem basal yang
terletak pada potongan rhizoma dan percabangannya. Meskipun memiliki bentuk
umum yang hampir sama, spesies lamun memiliki morfologi khusus dan bentuk
anatomi yang memiliki nilai taksonomi yang sangat tinggi. Beberapa bentuk
morfologi sangat mudah terlihat yaitu bentuk daun, bentuk puncak daun,keberadaan
atau ketiadaan ligula. Contohnya adalah puncak daun Cymodocea serrulata berbentuk lingkaran dan berserat,
sedangkan C. Rotundata datar dan halus.
Daun lamun terdiri dari dua bagian yang berbeda yaitu pelepah dan daun. Pelepah
daun menutupi rhizoma yang baru tumbuh dan melindungi daun muda. Tetapi genus
Halophila yang memiliki bentuk daun petiolate tidak memiliki pelepah. Anatomi
yang khas dari daun lamun adalah ketiadaan stomata dan keberadaan kutikel yang
tipis. Kutikel daun yang tipis tidak dapat menahan pergerakan iondan difusi
karbon sehingga daun dapat menyerap nutrien langsung dari air laut. Air laut
merupakan sumber bikarbonat bagi tumbuh-tumbuhan untuk penggunaan
karbon inorganik dalam proses fotosintesis.
D.
Fungsi
Padang Lamun
Menurut
Azkab (1988), ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem dilaut dangkal
yang paling produktif. Di samping itu juga ekosistem lamun mempunyai peranan
penting dalam menunjang kehidupan dan perkembangan jasad hidup di laut
dangkal, sebagai berikut :
1. Sebagai
produsen primer : Lamun memiliki tingkat produktifitas primer tertinggi
bila dibandingkan dengan ekosistem lainnya yang ada dilaut dangkalseperti
ekosistem terumbu karang (Thayer et al. 1975).
2. Sebagai
habitat biota : Lamun memberikan tempat perlindungan dan tempatmenempel berbagai
hewan dan tumbuh-tumbuhan (alga). Disamping itu, padang lamun (seagrass beds) dapat juga sebagai
daerah asuhan, padang pengembalaan dan makanan berbagai jenis ikan
herbivora dan ikan-ikan karang ( coral
fishes ) (Kikuchi & Peres, 1977).
3. Sebagai
penangkap sedimen : Daun lamun yang lebat akan memperlambat air yang
disebabkan oleh arus dan ombak, sehingga perairan disekitarnya menjadi tenang.
Disamping itu, rimpang dan akar lamun dapat menahan dan mengikat sedimen,
sehingga dapat menguatkan dan menstabilkan dasar permukaan. Jadi, padang
lamun disini berfungsi sebagai penangkap sedimen dan juga dapat mencegah erosi
(Gingsuburg & Lowestan, 1958).
4. Sebagai
pendaur zat hara : Lamun memegang peranan penting dalam pendauran berbagai
zat hara dan elemen-elemen yang langka dilingkunganlaut. Khususnya zat-zat hara
yang dibutuhkan oleh algae epifit.
Sedangkan
menurut Philips & Menez (1988), ekosistem lamun merupakan salah satu
ekosistem bahari yang produktif, ekosistem lamun pada perairan
dangkal berfungsi sebagai :
1. Menstabilkan
dan menahan sedimen–sedimen yang dibawa melalui tekanan– tekanan dari arus
dan gelombang.
2. Daun-daun
memperlambat dan mengurangi arus dan gelombang sertamengembangkan sedimentasi.
3. Memberikan
perlindungan terhadap hewan–hewan muda dan dewasa yang berkunjung ke
padang lamun.
4. Daun–daun
sangat membantu organisme-organisme epifit.
5. Mempunyai
produktifitas dan pertumbuhan yang tinggi.
6. Menfiksasi
karbon yang sebagian besar masuk ke dalam sistem daur rantai makanan.
Selain
itu secara ekologis padang lamun mempunyai beberapa fungsi penting bagi
wilayah pesisir, yaitu :
1. Produsen
detritus dan zat hara.
2. Mengikat
sedimen dan menstabilkan substrat yang lunak, dengan sistem perakaran yang
padat dan saling menyilang.
3. Sebagai
tempat berlindung, mencari makan, tumbuh besar, dan memijah bagi beberapa
jenis biota laut, terutama yang melewati masa dewasanya dilingkungan ini.
4. Sebagai
tudung pelindung yang melindungi penghuni padang lamun dari sengatan matahari.
Selanjutnya
dikatakan Philips & Menez (1988), lamun juga sebagai komoditi yang sudah
banyak dimanfaatkan oleh masyarakat baik secara tradisional maupun secara
modern. Adapun pemanfaatan lamun tersebut baik secara modern maupun tradisional
yaitu sebagai berikut :
Secara
Tradisional
|
Secara
Modern
|
Dimanfaatkan untuk kompos
dan pupuk
|
Penyaring limbah
|
Cerutu dan mainan anak-anak
|
Stabilizator pantai
|
Cerutu dan mainan anak-anak
|
Bahan untuk pabrik kertas
|
Dianyam menadi keranjang
|
Makanan
|
Tumpukan untuk pematangPembuatan
kasur (sebagai pengisikasur)
|
Sumber bahan kimia
|
Dan dibuar jaring ikan
|
Dan obat-obatan
|
Di
alam padang lamun membentuk suatu komunitas yang merupakan habitat bagi
berbagai jenis hewan laut. Komunitas lamun ini juga dapat memperlambat gerakan
air. bahkan ada jenis lamun yang dapat dikonsumsi bagi penduduk sekitar
pantai. Keberadaan ekosistem padang lamun masih belum banyak dikenal baik
pada kalangan akdemisi maupun masyarakat umum, jika di bandingkan dengan
ekosistem lain seperti ekosistem terumbu karang dan ekosistem mangrove,
meskipun diantara ekosistem tersebut di kawasan pesisir merupakan satu
kesatuan sistem dalam menjalankan fungsi ekologisnya.
Selain
itu, padang lamun diketahui mendukung berbagai jaringan rantai makanan, baik
yang di dasari oleh rantai herbivor maupun detrivor. Nilai ekonomis biota yang
berasosiasi dengan lamun di ketahui sangat tinggi. Ekosistem padang lamun
memiliki nilai pelestarian fungsi ekosistem serta manfaat lainnya di masa
mendatang sesuai dengan perkembangan teknologi,yaitu produk obat-obatan dan
budidaya laut. Beberapa negara telah memanfaatkan lamun untuk pupuk, bahan
kasur, makanan, stabilisator pantai, penyaring limbah, bahan untuk pabrik
kertas, bahan kimia, dan sebagainya.
Peranan
padang lamun secara fisik di perairan laut dangkal adalah membantu mengurangi
tenaga gelombang dan arus, menyaring sedimen yang terlarut dalam air dan
menstabilkan dasar sedimen (Kiswara dan Winardi, 1999). Peranannya
di perairan laut dangkal adalah kemampuan berproduksi primer yang tinggi
yang secara langsung berhubungan erat dengan tingkat kelimpahan
produktivitas perikanannya. Keterkaitan perikanan dengan padang lamun
sangat sedikit di informasikan, sehingga perikanan di padang lamun Indonesia
hampir tidak pernah diketahui. Keterkaitan antara padang lamun dan
perikanan udang lepas pantai sudah dikenal luas di perairan tropika
Australia (Coles et al 1993).
Ekosistem
padang lamun yang memiliki produktivitas yang tinggi, memiliki peranan
dalam sestem rantai makanan khususnya pada periphyton
dan epiphytic dari detritus yang
dihasilkan dan serta lamun mempunyai hubungan ekologis dengan ikan melalui
rantai makanan dari produksi biomasanya seperti yang di sajikan pada gambar
dibawah ini :
Gambar. Hubungan
Ekologis dengan ikan melalui rantai makanan dari produksi biomasanya
E.
Faktor-faktor
Lingkungan
Beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
distribusi dan kestabilan ekosistem padang lamun adalah :
a. Kecerahan
Penetrasi cahaya yang masuk ke dalam perairan sangat
mempengaruhi proses fotosintesis
yang dilakukan oleh
tumbuhan
lamun.
Lamun membutuhkan
intensitas
cahaya yang tinggi untuk proses fotosintesa tersebut dan jika suatu perairan
mendapat
pengaruh
akibat
aktivitas
pembangunan
sehingga
meningkatkan
sedimentasi
pada badan air
yang akhirnya
mempengaruhi turbiditas
maka akan berdampak buruk terhadap proses fotosintesis. Kondisi inisecara luas
akan mengganggu produktivitas primer ekosistem lamun.
b. Temperatur
Secara umum ekosistem padang lamun ditemukan secara
luas di daerah bersuhu dingin dan di tropis. Hal ini mengindikasikan bahwa
lamun memiliki toleransi yang luas terhadap perubahan temparatur. Kondisi ini
tidak selamanya benar jika kita hanya memfokuskan
terhadap lamun di daerah tropis karena kisaran lamun dapat
tumbuh optimal hanya pada temperatur 28 – 30 ͦ C . Hal ini berkaitan dengan
kemampuan proses fotosintesis
yang akan menurun jika temperatur berada
di luar kisaran tersebut.
3. Salinitas
Kisaran salinitas yang dapat ditolerir tumbuhan
lamun adalah 10 – 40 ‰ dan nilai
optimumnya
adalah
35 ‰. Penurunan
salinitas
akan menurunkan
kemampuan
lamun untuk melakukan fotosintesis.
Toleransi
lamun terhadap
salinitas
bervariasi
juga terhadap
jenis dan umur. Lamun yang
tua dapat mentoleransi fluktuasi salinitas
yang besar. Salinitas juga berpengaruh terhadap biomassa, produktivitas,
kerapatan, lebar daun dan kecepatan pulih. Sedangkan kerapatan semakin
meningkat dengan meningkatnya salinitas.
4. Substrat
Padang lamun hidup pada berbagai macam tipe sedimen,
mulai dari lumpur sampai karang.
Kebutuhan
substrat yang utama
bagi pengembangan padang
lamun
adalah kedalaman
sedimen yang cukup. Peranan kedalaman
substrat dalam
stabilitas sedimen mencakup 2 hal yaitu : pelindung tanaman dari arus laut dan
tempat pengolahan dan pemasok nutrien.
5. Kecepatan
arus
Produktivitas padang lamun juga dipengaruhi oleh
kecepatan arus perairan. Pada saat kecepatan arus sekitar 0,5 m/detik, jenis
Thallassia testudium
mempunyai kemampuan maksimal untuk tumbuh.
F.
Jenis
Fauna dan Flora yang Terdapat Pada Padang Lamun
Padang lamun merupakan ekosistem yang
tinggi produktivitas organiknya,dengan keanekaragaman biota yang juga cukup
tinggi. Pada ekosistem ini hidup beraneka ragam biota laut, seperti ikan,
krustasea, moluska ( Pinna sp ,
Lambis sp , Strombus sp ) Ekinodermata ( Holothuria sp , Synapta sp , Diadema sp , Archaster sp ,
Linckia sp ) dan cacing Polikaeta.
G.
Ekosistem Padang Lamun di Perairan Indonesia
Indonesia yang memiliki panjang garis
pantai 81.000 km, mempunyai padang lamun yang luas bahkan terluas di daerah
tropika. Luas padang lamun yang terdapat di perairan Indonesia mencapai sekitar
30.000 km2 (Kiswara danWinardi, 1994).
Jika di lihat dari pola zonasi lamun
secara horisontal, maka dapat dikatakan ekosistem lamun terletak di antara dua
ekosistem bahari penting yaitu ekosistem mangrove dan ekosistem terumbu karang
( pada gambar dibawah ). Dengan letak yang berdekatan dengan dua ekosistem
pantai tropik tersebut, ekosistem lamuntidak terisolasi atau berdiri sendiri
tetapi berinteraksi dengan kedua ekosistem tersebut.
Adanya interaksi yang timbal balik dan saling
mendukung, maka secara ekologis lamun mempunyai peran yang cukup besar bagi
ekosistem pantai tropik. Adapun peran lamun tersebut ( Nienhuis
et al , 1989; Hutomo dan Azkab, 1987;
Zulkifli, 2000 ) adalah sebagai berikut:
1. Produsen
primer, dimana lamun memfiksasi sejumlah karbon organik dan sebagian besar
memasuki rantai makanan di laut, baik melalui pemangsaan langsung oleh
herbivora maupun melalui dekomposisi serasah.
2. Sebagai
habitat biota, lamun memberi perlindungan dan tempat penempelan hewan dan
tumbuh-tumbuhan.
3. Sebagai
penangkap sedimen, lamun yang lebat memperlambat gerakan air yang
disebabkan oleh arus dan ombak.
4. Sebagai
pendaur zat hara.
5. Sebagai
makanan dan kebutuhan lain, seperti bahan baku pembuatan kertas. Sedangkan
dalam Fortes (1990), peran lamun bagi manusia baik langsung maupun tidak
langsung, dapat dibagi menjadi dua yaitu:
a. Peran
tradisional, seperti sebagai bahan tenunan keranjang, kompos
untuk pupuk .
b. Peran
kontemporer, seperti penyaring air buangan; pembuatan kertas.
BAB III
PENUTUP
B. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang telah
dibuat dapat disimpulkan bahwa:
1.
Padang lamun merupakan ekosistem yang
tinggi produktifitas organiknya,dengan keanekaragaman biota yang cukup tinggi.
Pada ekosistem, ini hidup beraneka ragam biota laut seperti ikan,
krustacea, moluska ( Pinna sp, Lambis sp, Strombus sp), Ekinodermata ( Holothuria
sp, Synapta sp, Diadema sp,
Arcbaster sp, Lincki sp ) dan cacing ( Polichaeta ) (Bengen
2001).
2. Lamun
mempunyai 3 sistem pollinasi ( cara menghasilkan pollen ) yaitu Hydrophilous
pollination,Ephydrophily,dan Dispersal.
3. Lamun
merupakan tumbuhan laut monokotil yang secara utuh memiliki perkembangan
sistem perakaran dan rhizoma yang baik. Pada sistem klasifikasi,lamun berada
pada Sub kelas Monocotyledoneae, kelas Angiospermae. Dari 4 famili lamun yang
diketahui, 2 berada di perairan Indonesia yaitu Hydrocharitaceae dan
Cymodoceae. FamiliHydrocharitaceae dominan merupakan lamun yang tumbuh di air
tawar sedangkan 3 famili lain merupakanlamun yang tumbuh di laut.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, http://naskleng.blogspot.com/2008/05/ekosistem-padang-lamun
definisi.html diakses pada tanggal 25 Mei
2014,pukul 17.00 WITA Arthana, I.W. 2005.
Jenis dan Kerapatan Padang Lamun
di Pantai Sanur Bali. Jurnal Lingkungan Hidup.
Volum 5, Nomor 2.Dikutip dari http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/jeniskerapatan.pdf . Diakses
pada tanggal 25 Mei 2014,pukul 17.00 WITA Azkab, M.H. 1999.
Pedoman Inventarisasi Lamun.
Jurnal Oseana. Volum XXIV, Nomor 1, Halaman1-1 6.Dikutip dari:http://www.oseanografi.lipi.go.id/attachments/228_PedomanInventarisasiLamun.pdf . Diakses pada tanggal 25 Mei 2014,pukul 17.00
WITA Klion Ngongiraa, Marnix L. D. Langoya, Deidy Yulius Katilia, Pience V.
Maabuataa.2014.
Keanekaragaman Lamun di
Pantai Tongkaina Kecamatan Bunaken Kota Manado.Jurnal.
Published by FMIPA UNSRAT
(2014).Dikutip dari http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jmuo .
Diakses pada tanggal 25 Mei 2014,pukul 17.00 WITA Moosa, M.K., dan Aswandy, I.
1999.
Krustasea dari Padang Lamun Di
Perairan Lombok Selatan Jurnal.PuslitbangOseanologi-LIPI.Dikutipdari http://www.coremap.or.id/downloads/1995.pdf . Diakses
pada tanggal 25 Mei 2014,pukul 17.00 WITA .